CALIFORNIA - Dalam dunia penipuan cyber, “follower” dan “like” palsu di jejaring sosial menjadi bisnis yang sangat menjanjikan bagi hacker. Pertumbuhan jejaring sosial yang kian berpengaruh dalam membentuk reputasi seseorang, disebut menjadi peluang untuk menciptakan dan menjual dukungan palsu seperti "like" dan "follower".
Jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dan LinkedIn, pun merupakan sejumlah situs populer yang menjadi target hacker. Hacker menggunakan keterampilan komputer mereka untuk memanfaatkan popularitas jejaring sosial tersebut.
Dalam skema terbaru, virus komputer yang secara luas digunakan untuk mencuri data kartu kredit atau dikenal sebagai Zeus, telah dimodifikasi untuk menciptakan "like" palsu Instagram. Menurut para ahli cyber divisi keamanan EMC Corp, RSA, jumlah "like" yang semakin banyak bisa meningkatkan popularitas sebuah perusahaan atau individu.
Menurut para ahli keamanan yang melacak kejahatan cyber, virus Zeus yang dimodifikasi merupakan bagian pertama dari software berbahaya yang telah terbongkar dan telah digunakan untuk mengirim "like" palsu di jejaring sosial. Para penipu cyber sering memanipulasi "like" dengan menggunakan program software otomatis.
Versi modifikasi Zeus mengontrol komputer dari sebuah server pusat untuk mengirim "like" kepada pengguna-pengguna tertentu. Menurut RSA, para penipu bisa memberikan berbagai perintah untuk melakukan operasi lain atau mengunduh software berbahaya lainnya.
"Like" palsu dijual di forum-forum hacker, tempat penjualan yang sama dengan nomor kartu kredit dan informasi lain yang dicuri dari PC. Menurut RSA, seribu "follower" Instagram bisa dibeli seharga USD15 dan seribu "like" Instagram seharga USD30. Sedangkan seribu nomor kartu kresit dijual paling murah seharga USD6.
Menurut ahli keamanan itu, sejumlah orang memang bersedia membayar lebih mahal dukungan di jejaring sosial dibandingkan nomor kartu kredit. Pasalnya, dukungan di jejaring sosial bisa menjadi penyokong bagi individu atau tujuan bisnis, seperti membuat produk baru tampak populer.
"Orang-orang mengamati apa yang sedang tren. Ini adalah efek bandwagon (ikut-ikutan)," jelas analis data senior WordStream, Victor Pan, seperti dilansir Reuters, Senin (19/8/2013).
Peneliti keamanan senior Dell SecureWorks, Don Jackson, mengatakan bahwa penjahat cybermenggunakan Zeus untuk menginfeksi ratusan juta PC sejak virus itu pertama kali muncul lima tahun lalu. Kini virus itu sedang disesuaikan untuk menargetkan Instagram. Virus itu sekaligus menunjukkan pentingnya jejaring sosial dalam pemasaran, serta meningkatnya kecanggihan hacker untuk mendapatkan keuntungan dari tren tersebut.